BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut WHO yang dimaksud dengan sehat (healthy) adalah kondisi
sehat sejahtera baik secara fisik, mental maupun sosial yang ditandai dengan
tidak adanya gangguan-gangguan atau simptom-simptom penyakit, seperti keluhan
sakit fisik, keluhan emosional (Papalia, Olds, dan Friedman, 1998; Sarafino, 1994).
Menurut Duvall dan Logan ( 1986 ), Keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional,
serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Keluarga seperti pada individu , mengalami perubahan dan pertumbuhan
sepanjang waktu. Setiap tahap perkembangan memiliki tantangan, kebutuhan, dan
sumber masing-masing termasuk tugas yang perlu diselesaikan sebelum keluarga
dapat meningkat ke tahap berikutnya dengan sukses.
Pada keluarga yang mulai melepas anak sebagai dewasa biasanya akan timbul
masalah-masalah baik fisik maupun psikososiospiritual. Contoh hal-hal yang akan
menjadi beban tanggung jawab keluarga yang harus dihadapi dan diselesaikan
adalah sbb. :
- Bagaimana karakteristik pasangan anaknya?
- Bagaimana hubungan anak terhadap orang tua dan mertua setelah menikah?
- Apakah anak yang telah menikah tinggal bersama atau lepas dari orang tua? Bila tidak, anak yang telah menikah tidak tinggal serumah, dimana tinggalnya/frekuensi anak bertemu dengan orang tua?
- Bagaimana hubungan antara anak yang telah menikah dengan anaknya?
- Bagaimana perasaan orang tua setelah anaknya menikah?
- Bagaimana orang tua membentuk jaringan dengan anak?
- Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga yang dilaksanakan?
Dari
masalah-masalah yang biasa timbul dalam keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
tersebut maka akan mempengaruhi status kesehatan individu-individu dalam
keluarga tersebut. Oleh karena itulah pada keluarga dengan anak dewasa
(pelepasan) perlu diberikan asuhan keperawatan agar keluarga dapat melalui masa
transisi dari tahap perkembangan manusia.
B. TUJUAN
Tujuan
diberikannya asuhan keperawatan kepada keluarga denagn anak dewasa awal
(pelepasan) adalah sebagai berikut :
- Tujuan Umum :
Keluarga mampu
melakukan tugas-tugas perkembangan sesuai dengan tahap perkembangan keluarga
dewasa awal (melepas anak sebagai dewasa) agar dapat menciptakan dan
mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial
anggota keluarga.
·
Tujuan
Khusus :
1.
Keluarga
mampu memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2.
Keluarga
mampu mempertahankan keintiman pasangan.
3.
Anak
mampu membantu orang tua memasuki masa tua.
4.
Orang
tua mampu membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5.
Penataan
kembali peran orang tua dan kegiatan rumah tangga.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TINJAUAN TEORI
I. TAHAP PERKEMBANGAN DEWASA MUDA AWAL
Sebagai seorang
individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung jawabnya tentu makin
bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis
ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa tertantang untuk
membukukan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri. ‘Segala urusan
ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat mungkin akan ditangani
sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua. Berbagai pengalaman baik
yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi suatu masalah akan dapat
dijadikan pelajaran berharga guna mem-bentuk seorang pribadi yang matang,
tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya.
Profil yang sempurna dalam arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan
aspek-aspek fisiologis telah mencapai posisi puncak. Mereka memiliki daya tahan
dan taraf kesehatan yang prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan
tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan proaktif.
Secara umum,
mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang berusia
20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999),
orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secarafisik (physically
trantition), transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta
transisi peran sosial (social role trantition).
PERKEMBANGAN FISIK DEWASA MUDA
AWAL
I. Dewasa Muda sebagai Masa
Transisi
- Transisi Fisik
Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui
bahwa dewasa muda sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki
masa tua. Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa
tanggung (akil balik), tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang
benar-benar dewasa (maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai
seorang anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti orang dewasa
lain-nya. Penampilan fisiknya benar-benar matang sehingga siap melakukan
tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan mempunyai anak. la dapat bertindak secara
bertanggung jawab untuk dirinya ataupun orang lain (termasuk keluarganya).
Segala tindakannya sudah dapat di-kenakan aturan-aturan hukum yang berlaku,
artinya bila terjadi pelanggaran, akibat dari tindakannya akan memperoleh sanksi
hukum (misalnya denda, dikenakan hukum pidana atau perdata}. Masa ini ditandai
pula dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus, perubahan
suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi.
- Transisi Intelektual
Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993;
Santrock, 1999; Papalia, Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa
muda tergolong masa operational formal, bahkan kadang-kadang mencapai
masa post-operasi formal (Turner & Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan,
dewasa muda mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir
abstrak, logis, dan rasional. Dari sisi intelektual, sebagian besar dari mereka
telah lulus dari SMU dan masuk ke perguruan tinggi (uniiversitas/akademi). Kemudian,
setelah lulus tingkat universitas, mereka mengembangkan karier untuk meraih
puncak prestasi dalam pekerjaannya. Namun demikian, dengan perubahan zaman yang
makin maju, banyak di antara mereka yang bekerja, sambil terns melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana. Hal ini mereka lakukan
sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang ditandai dengan
masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan sosialnya.
- Transisi Peran Sosial
Pada masa ini, mereka akan menindaklanjuti hubungan
dengan pacarnya (dating), untuk segera menikah agar dapat membentuk dan
memelihara kehidupan rumah tangga yang baru, yakni terpisah dari kedua orang
tuanya. Di dalam kehidupan rumah tangga yang baru inilah, masing-masing pihak
baik laki-laki maupun wanita dewasa, memiliki peran ganda, yakni sebagai
individu yang bekerja di lembaga pekerjaan ataupun sebagai ayah atau ibu bagi
anak-anaknya. Seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga, sedangkan seorang
wanita sebagai ibu rumah tangga, tanpa meninggalkan tugas karier tempat mereka
bekerja. Namun demikian,ntak sedikit seorang wanita mau meninggalkan kariernya
untuk menekuni tugas-tugas kehidupan sebagai ibu rumah tangga, agar
dapat mengurus dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebagai anggota
masyarakat, mereka pun terlibat dalam aktivitas-aktivitas sosial, misalnya
dalam kegiatan pen-didikan kesejahteraan keluarga (PKK) dan pengurus RT/RW.
II. Aspek-aspek Perkembangan Fisik
Aspek-aspek perkembangan fisik meliputi:
- Kekuatan dan Energi
Selepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa
muda berusaha menyalurkan seluruh potensinya untuk mengembangkan diri melalui
jalur karier. Kehidupan karier, sering kali me-nyita perhatian dan energi bagi
seorang individu. Hal ini karena mereka sedang merintis dan membangun kehidupan
ekonomi agar benar-benar mandiri dari orang tua. Selain itu,
mereka yang menikah hams rnemikirkan kehidupan ekonomi keluarga. Oleh karena
itu, mereka memiliki energi yang tergolong luar biasa, seolah-olah mempunyai
kekuatan ekstra bila asyik dengan pekerjaannya.
- Ketekunan
Untuk dapat mencapai kemapanan ekonomis seseorang harus memiliki
kemauan kerja keras yang disertai ketekunan. Ketika menemukan posisi kerja yang
sesuai dengan minat, bakat, dan latar belakang pendidikannya, mereka umumnya
akan tekun mengerjakan tanggung jawab pekerjaannya dengan baik, Ketekunan
merupakan salah satu kunci dari kesuksesan dalam meraih suatu karier pekerjaan.
Karier yang cemerlang akan mempengaruhi kehidupan ekonomi keluarga yang baik
pula; sebaliknya bila karier yang suram (gagal), kehidupan ekonomi seseorang
pun suram. Namun, tak sediki seorang individu yang belum cocok dengan pekerja. Dan
dan penghasilan yang diperoleh, tak segan-segan mereka segera pindah dan
mencari pekerjaan lain yang dianggap cocok. Hal ini biasanya dilakukan mereka
yang masih membujang atau belum menikah. Kalau mereka telah menikah, umumnya akan
menekuni bidang kariernya walaupun hasil gajinya masih pas-pasan, dengan alasan
sulimya mencari jenis pekerjaan yang baru dan takut dibayangi kegagalan.
- Motivasi
Maksud dari motivasi di sini ialah dorongan yang berasal
dari kesadaran diri sendiri untuk dapat meraih keberhasilan dalam suatu
pekerjaan. Dengan kata lain, motivasi yang dimaksudkan ialah motivasi internal.
Orang yang merniliki motivasi Internal, biasanya ditandai dengan usaha kerja
keras tanpa dipengarahi lingkungan eksternal, seseorang akan bekerja secara tekun sampai benar-benar
mencapai suatu tujuan yang diharapkan, tanpa putus asa walaupuri memperoleh
hambatan atau rintangan dari lingkungan eksternal.
III. Kesehatan Dewasa Muda
- Pengertian Kesehatan
Organisasi bangsa-bangsa yang mengurusi masalah kesehatan
dunia (WHO), memberi definisi mengenai kesehatan. Menurut WHO yang
dimaksud dengan sehat (healthy) adalah kondisi sehat sejahtera baik
secara fisik, mental maupun sosial yang ditandai dengan tidak adanya gangguan-gangguan
atau simtom-simtom penyakit, seperti keluhan sakit fisik, keluhan emosional
(Papalia, Olds, dan Feldman, 1998; Sarafino, 1994). Kondlsi kesehatan seseorang
berhubungan erat dengan beberapa kebiasaan perilaku individu yang bersangkutan.
Untuk mencapai kehidupan yang sehat, diperlukan kebiasaan-kebiasaan perilaku
yang sehat pula. Ada beberapa perilaku sehat yang dapat menopang kesehatan
seseorang, di antaranya (1) makan secara teratur (tiga kali: sarapan, makan
siang, dan makan malam, tidak termasuk snack); (2) perlu mengonsumsi
makan-makanan yang sehat (mengandung gizi, nutrisi, protein, vitamin,
karbohidrat, mineral, zat besi), misalnya empat sehat lima sempuma; (3)
melakukan aktivitas secara seimbang antara kegiatan bekerja/belajar dengan
kegiatan olahraga; (4) pola tidur yang sehat dan normal selama 7-8 jam; (5)
membiasakan diri untuk tidak merokok; (6) membiasakan diri untuk tidak
mengonsumsi narkoba (narkotik, alkohol, dan obat-obatan); (7) tidak mengonsumsi
makanan yang mengandung kolesterol tinggi {daging sapi/kambing, fast-food/sea
food (udang, cumi). Individu yang secara tekun mengikuti kebiasaan-kebiasaan
tersebut, umumn ya akan memiliki taraf kondisi kesehatan yang baik daripada
individu yang tidak melakukannya.
- Perilaku dan Status Kesehatan
Status
kesehatan seseorang sangat berkaitan dengan seberapa jauh pola kebiasaan
perilaku orang tersebut Kebiasaan perilaku yang sehat akan memberi pengaruh
positif pada kesehatannya, sebaliknya kebiasaan yang salah cenderung memberi
dampak negatif. Akibatnya, individu mudah terserang penyakit. Kasl & Cobb
(dalam Sarafino, 1994) mengemukakan tiga jenis upaya individu untuk mengatasi
suatu penyakit dan menipertahankan taraf kesehatan, yakni (1} health
behavior; (2) illness behavior; (3) sick-role behavior .
- Health behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu yang diyakini akan dapat membangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit atau menanggulangi gangguan penyakitnya.
- Illness behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang sakit, guna memperoleh informasi, nasihat atau cara penyembuhannya agar dirinya sehat kembali.
- Sick role behavior adalah aktivitas yang dilakukan individu untuk proses penyembuhan dari rasa sakitnya.
IV. Perkembangan Kognitif Dewasa Muda Awal
Masa
perkembangan dewasa muda (young adulthood] ditandai dengan keinginan
mengaktualisasikan segala ide pemikiran yang dimatangkan selama mengikuti
pendidikan tinggi (universitas/akademi). Mereka bersemangat untuk meraih
tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi (mapan). Karena itu, mereka beriomba dan
bersaing dengan orang lain guna mem-buktikan kemampuannya. Segala daya upaya yang
berorientasi untuk mencapai keberhasilan akan selalu ditempuh dan diikuti sebab
dengan keberhasilan itu, ia akan meningkatkan harkat dan martabat hidup di mata
orang lain.
Ketika memasuki masa dewasa muda,
biasanya individu telah mencapai penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang matang. Dengan modal itu, seorang individu akan siap untuk menerapkan
keahlian tersebut ke dalam dunia pekerjaan. Dengan demikian, individu akan
mampu memecahkan masalah secara sistematis dan mampu mengembangkan daya
inisiatif-kreatimya sehingga ia akan memperoleh pengalaman-pengalaman baru.
Dengan pengalaman-pengalaman tersebut, akan semakin mematangkan kualitas mentalnya.
II.TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
Tahap perkembangan dibagi menurut
kurun waktu tertentu yang dianggap stabil. Menurut Rodgers cit Friedman (1998),
meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangan secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama.
Tahap perkembangan Keluarga dengan anak dewasa
Masa dewasa awal adalah periode antara remaja akhir dan
pertengahan sampai akhir 30-an (Edelman and mandle, 1994). Sselama masa dewasa
awal, individu semakin terpisah dari keluarga asal mereka, membangun tujuan
karier dan memutuskan apakah akan menikah dan memulai sebuah keluarga atau
tetap sendiri.
Masa dewasa awal dan tengah adalah periode yang penuh
tantangan, penghargaan dan krisis. Tantangan ini meliputi tuntutan kerja dan
membentuk keluarga, meskipun orang dewasa juga dapat diberi penghargaan karena
karier mereka dan kehidupan pribadi mereka. Orang dewasa juga menghadapi krisis
seperti merawat orang tua yang telah lanjut usia, kemungkinan kehilangan
pekerjaan dengan berubahnya lingkungan ekonomi dan kebutuhan perkembangan
mereka sendiri.
Perkembangan kedewasaan mencakup perubahan yang teratur
dalam karakter dan sikap. Perkembangan setiap orang, bagaimana pun, merupakan
sebuah proses yang unik (Haberet, 1992). Perubahan itu dialami oleh dewasa awal
termasuk proses alami maturasi dan sosialisasi.
Dimulai pada
saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir
meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan
ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang
tua.
III. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
Sebagian
besar golongan dewasa muda telah menyelesaikan pendidikan sampai taraf
universitas dan kemudian mereka segera
memasuki jenjang karier dalam pekerjaanya. Kehidupan psikososial dewasa muda
makin kompleks dibandingkan dengan masa remaja karena selain bekerja, mereka
akan memasuki kehidupan pernikahan, membentuk keluarga baru, memelihara
anak-anak, dan tetap harus memperhatikan orang tua yang makin tua.
Selain
itu, dewasa muda mulai membentuk kehidupan keluarga dengan pasangan hidupnya,
yang telah dibina sejak masa remaja sebelumnya. Havighrust (Turner dan Helms,
1995) mengemukakan tugas-tugas perkembangan dewasa muda, diantaranya :
a) Mencari dan menemukan calon
pasangan hidup
b) Membina kehidupan rumah tangga
c) Meniti karier dalam rangka
memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga
d) Menjadi warga negara yang
bertanggung jawab
·
Mencari dan menemukan calon
pasangan hidup
Setelah
melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan
fisiologis (seksua) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi, yaitu
mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi
persyaratan yang syah.
·
Membina kehidupan rumah tangga
Dewasa
awal yang telah bekerja, mereka mempersiapan dan membukuan diri bahwa mereka
sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung agi dengan orang
tua. Sikap yng mandiri ini merupakan langkah yang positif bagi mereka karena
sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga
yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat membentuk, membina,
dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat
mencapai kebahagiaan hidup mereka harus dapat
menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka
juga dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam
keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun
saudara-saudara.
· Meniti karier dalam rangka memantapkan
kehidupan ekonomi rumah tangga
Masa dewasa muda adalah masa untuk
mencapai puncak prestasi. Mereka
bekerja keras dan bersaing untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan prestasi
kerja yag baik akan memberikan kehidupan yang makmur sejhtera bagi keluarganya.
- Menjadi warga negara yang baik.
Warga negara yang
baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan bahagia
di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga negara yang
taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini
diwujudkan dengan cara-cara, seperti (1) mengurus dan memiliki surat-surat
kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke
luar negeri), (2) membayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak
kendaraan bermotor, pajak penghasilan), (3) menjaga ketertiban dan ke-amanan
masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak tercela di mata masyarakat, dan
(4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat
dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memper-baiki
jalan, dan sebagainya).Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan
yang harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku
di masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama, mungkin tidak
mengikuti tugas perkembangan, yaitu mencari pasangan hidup dan membina
kehidupan rumah tangga.
Tugas perkembangan keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998)
1. Memperluas
keluarga inti menjadi keluarga besar.
Tugas perkembangan berkisar pada pembinaan hubungan intim dengan
orang lain, terutama hubungan intim dengan lawan jenis, yang ditandai dengan
saling mengenal pribadi seseorang baik kekurangan ataupun kelebihan
masing-masing individu yang dilanjutkan dengan berpacaran dan menikah
2. Mempertahankan
keintiman pasangan.
Dengan
rumah yang telah kosong, orang tua memiliki waktu lebih banyak untuk
mencurahkan perhatian pada kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan lain, termasuk
mempertahankan hubungan intim.
3.
Membantu
orang tua memasuki masa tua.
Suami/istri diharapkan dapat membantu dan menyokong
anggota keluarga yang lebih tua semaksimal mungkin. Aktivitas tersebut dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk mulai mulai dari menelpon secara rutin hingga
bantuan finansial, transportasi, dan mengunjungi serta merawat orang tua mereka
dirumah.
4.
Membantu
anak untuk mandiri di masyarakat
5.
Penataan
kembali peran orang tua dan kegiatan rumah tangga.
Menjadi orang tua yang mandiri dan tidak tergantung
dengan kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan oleh anak dewasanya.
Tugas perkembangan masa dewasa
awal (19–29 tahun)
Menurut
Havighurst, tugas-tugas yang
harus diselesaikan di setiap tahapan perkembangan.
·
Mencari dan memilih pasangan hidup
·
Belajar hidup bersama pasangan
·
Memulai sebuah keluarga
·
Merawat anak
·
Mengatur rumah tangga
·
Memulai jenjang karier/bekerja
·
Mengambil tanggung jawab sebagai warga Negara (sipil)
·
Menemukan kelompok sosial yang sesuai
IV. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem
keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga
disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun
waktu tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus
dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga serta tugas
tugas perkembangannya. Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam mendeteksi
adanya masalah keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat masalah
yaitu potensial atau aktual.
Tugas bantuan pelayanan kesehatan antara lain:
§
Nasehat
meningkatkan hubungan antara anggota keluarga
§
Nasehat
untuk hidup mandiri
§
Nasehat
kepada anak dewasa yang akan memulai sebuah keluarga
V. MASALAH KESEHATAN
a.
Masalah Fisiologis
Dewasa awal umumnya aktif dan
mempunyai masalah kesehatan utama minimum. Akan tetapi gaya hidup mereka dapat
menempatkan mereka pada resiko penyakit atau kecacatan selama masa dewasa
tengah atau akhir. Dewasa awal mungkin juga rentan secara genetik terhadap
penyakit kronis tertentu seperti diabetes mellitus dan hiperkolesterolemia
keturunan ( Price dan Wilson, 1992). Penyakit crohn, radang kronis pada usus
halus lebih umum terjadi pada usia 15-35 tahun. Insiden infertalitas juga
meningkat pada masa sekarang yang mempengaruhi 15-20% dewasa sehat lain, banyak
klien infertile merupakan dewasa awal (Bobak dan Jensen, 1993)
1. Faktor Risiko
Faktor risiko bagi kesehatan dewasa
awal berasal dari komunitas, gaya
hidup dan riwayat keluarga. Faktor risiko ini mempunyai kategori sebagai
berikut ;
Ø Kematian
dan Cedera karena kekerasan
Kekerasan adalah penyebab terbesar mortalitas dan
morbilitas pada populasi dewasa awal. Kematian dan cedera dapat terjadi karena serangan fisik, kecelakaan
kendaraan bermotor atau kecelakaan lain dan usaha bunuh diri.
Pengkajian
faktor yang mempredisposisi kekerasan yang mengakibatkan cedera atau kematian,
yaitu :
§ kemiskinan
§ keretakan
keluarga
§ penganiayaan
§ pengabaian
anak
Penting sekali bila seseorang
perawat melakukan pengkajian psikososial secara keseluruhan termasuk faktor
seperti : pola perilaku, riwayat penganiayaan fisik dan peyalahgunaan zat,
pendidikan, riwayat pekerjaan dan system pendukung sosial untuk mengetahui
faktor risiko terhadap kekerasan personal dan lingkungan.
Ø Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunaan zat secara langsung
maupun tidak langsung berperan terhadap mortalitas dan morbilitas pada dewasa
awal. Intoksikasi pada dewasa awal dapat menyebabkan cedera berat dalam
kecelakaan kedaraan bermotor yang dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan
permanen. Penyalahgunan pada obat stimulan dan depresan yang (“upper”) dapat
menekan system kardiovaskuler dan persyarafan yang dapat meluas sehingga menyebabkan
kematian.
Penyalahgunaan zat tidak selalu
dapat didiagosa, khususnya pada tahap awal. Informasi yang penting mungkin
diperoleh dengan membuat pertanyaan yang spesifik tentang masalah medis di masa
lalu, perubahan masukan makanan, pola tidur atau masalah labilitas emosi.
Laporan penangkapan karena mengemudi saat intoksikasi, penganiayaan istri dan
anak atau perilaku yang melanggar peraturan untuk memeriksa kemungkinan
penyalahgunaan obat secara cermat (Winger, Hofmam dan Woods, 1992).
Ø Kehamilan yang tidak
diinginkan
Kehamilan yang tidak direncanakan
meskipun lebih umum terjadi pada masa remaja, sebanyak 55% kemamilan terjadi
pada wanita dewasa awal dan tengah ( Alan Guttmacher Institute). Kehamilan yang
tidak direncanakan dapat mempunyai efek fisik dan emosional jangka panjang pada
masa awal dewasa. Kehamilan yang tidak direncanakan adalah sumber stress yang
berkelanjutan. Sering kali dewasa awal yang mempunyai tujuan pendidikan, karier
dan mengutamakan perkembangan keluarganya. Gangguan pada tujuan tersebut dapat
mempengaruhi hubungan masa depan dan hubungan orang tua-anak nantinya.
Ø Penyakit Menular
Seksual (PMS)
Penyakit menular seksual yaitu
sifilis, klamidia, gonore, herpes genital dan AIDS. Penyakit sekual menular
mempunyai efek yang cepat seperti keluarnya rabas, ketidaknyamanan dan infeksi.
PMS juga memicu gangguan kronis yang diakibatkan penyakit herpes genital,
infertilitas yang diakibatkan gonore atau bahkan kematian yang disebabkan AIDS.
Penyakit ini dapat terjadi pada orang yang aktif secara seksual dan
diperkirakan hampir dua pertiga kasus PMS terjadi pada individu berusia antara
15-24 tahun (Killion,1994).
Ø Faktor Lingkungan dan
Pekerjaan
Faktor lingkungan dan pekerjaan yang
umum yaitu : paparan terhadap partikel udara yang dapat menyebabkan penyakit
paru dan kanker. Penyakit paru yang termasuk silikosis berasal dari inhalasi
bedak atau debu silikon dan emfisema karena
kanker disebabkan paparan tentang pekarjaan dapat menyerang paru, hati,
otak, darah atau kulit. Pertanyaan tentang paparan pekerjaan terhadap
bahan-bahan berbahaya harus menjadi bagian rutin pengkajian perawat.
2. Gaya hidup
Kebiasaan gaya hidup seperti
merokok, stres, kurang large dan higiene personal yang buruk meningkatkan
risiko penyakit di masa depan. Riwayat penyakit dalam keluarga seperti
kardiovaskular, ginjal, endokrin atau neoplastik meningkatkan risiko penyakit
juga. Peran perawat dalam meningkatkan kesehatan yaitu mengidentifikasi faktor
yang meningkatkan risiko masalah kesehatan pada dewasa awal.
Merokok adalah
faktor risiko penyakit paru, jantung dan vaskular yang diketahui dengan baik
pada perokok dan orang yang menghisap asap rokok. Inhalasi polutan rokok
meningkatkan risiko kanker paru-paru, emfisema dan bronkhitis kronis. Nikotin
pada tembakau adalah vasokontriktor yang bekerja pada arteri koroner, darah
meningkatkan risiko penyakit angina, infark miokard dan arteri koroner. Nikotin
juga menyebabkan penyempitan vasokonstriksi perifer dan memicu masalah
vaskular.
Stres lama
meningkatkan wear and fear pada kapasitas adaptif tubuh. Pola latihan dapat
mempengaruhi status kesehatan. Latihan yang dilakukan terus-menerus
meningkatkan frekuensi nadi selama 15 sampai 20 menit 3 kali seminggu
meningkatkan fungsi kardiopulmonal dengan menurunkan rata-rata tekanan darah
dan denyut jantung. Selain itu
latihan menurunkan kecenderungan mudah lelah insomnia, ketegangan dan
iritabilitas. Perawat harus melakukan pengkajian muskuloskletal secara
menyeluruh, termasuk mobilitas sendi dan tonus otot, dan pengkajian psikososial
untuk meningkatkan toleransi terhadap stres dalam menentukan efek-efek latihan.
Pada semua kelompok usia, kebiasaan higiene personal pada dewasa awal dapat
menjadi faktor risiko. Meminjamkan peralatan makan dengan seseorang yang
mempunyai penyakit yang mudah menular meningkatkan risiko penyakit. Higiene
gigi yang buruk meningkatkan risiko penyakit periodontal.
Riwayat penyakit dalam keluarga menempatkan dewasa awal pada risiko
berkembangnya penyakit pada masa dewasa tengah atau dewasa akhir. Contohnya, seorang
pria muda yang ayah dan kakek dari ayahnya yang mempunyai infark miokard
(serangan jantung), pada usia 50-an mempunyai risiko infark miokard di masa
depan. Adanya penyakit kronik tertentu dalam keluarga meningkatkan risiko bagi
anggota keluarga terhadap perkembangan penyakit itu. Risiko penyakit keluarga
jelas merupakan penyakit herediter. Kurangnya kepatuhan untuk pemeriksaan
skrining rutin dapat menempatkan klien pada risiko penyakit berat karena
kegagalan deteksi dini.
3.
Infertilitas
Infertilitas
adalah ketidakmampuan konsepsi involunter pada pria, wanita atau pasangan.
B. PROSES KEPERAWATAN MASA DEWASA
I. PENGKAJIAN
Ketika mengkaji dewasa awal dan tengah, perawat harus mempertimbangkan
perbandingan tugas perkembangan mereka dan juga membedakan tahap serta
konsekuensi perkembangan baik psikologi dan biologis.
a.
Perkembangan
Fisiologis
Dewasa muda
telah melengkapi pertumbuhan fisiknya pada usia 20 tahun. Pengecualian pada hal
ini adalah wanita hamil dan menyusui. Perubahan fisik, kognitif dan psikososial
serta masalah kesehatan pada wanita hamil dan keluarga usia subur sangat luas.
Dewasa awal
biasanya lebih aktif, mengalami penyakit berat tidak sesering kelompok usia
yang lebih tua. Cenderung mengakibatkan gejala fisik dan sering menunda dalam
mencari perawatan kesehatan. Karakteristik dewasa muda mulai berubah mendekati
usia baya. Temuan pengkajian umumnya dalam batas normal, kecuali klien
mempunyai penyakit.
Namun demikian
klien pada tahap perkembangan ini dapat mengambil manfaat dari pengkajian gaya hidup pribadi.
Pengkajian gaya
hidup dapat membantu perawat dan klien mengidentifikasi kebiasaan yang
meningkatkan resiko penyakit jantung, maligna, paru, ginjal atau penyakit
kronik lainnya.
Pengkajian gaya hidup pribadi dewasa awal meliputi
pengkajian kepuasan hidup secara umum, yaitu:
-
Hobi dan Minat
-
Kebiasaan meliputi
: diet, tidur, olah raga, perilaku seksual dan penggunaan kafein, alcohol dan obat terlarang
-
Kondisi rumah meliputi : rumah, kondisi ekonomi, jenis asuransi
kesehatan dan hewan peliharaan
-
Lingkungan pekerjaan meliputi : jenis pekerjaan, pemajanan terhadap fisik dan
mental.
b.
Perkembangan
Kognitif
Kebiasaan berpikir rasional meningkat secara tetap pada masa dewasa awal
dan tengah. Pengalaman pendidikan formal dan informal, pengalaman hidup secara
umum dan kesempatan pekerjaan secara dramatis meningkatkan konsep individu,
pemecahan masalah dan keterampilan motorik.
Mengidentifikasi area pekerjaan yang diinginkan adalah tugas utama dewasa
awal. Ketika seseorang mengetahui persiapan pendidikannya, keahlian, bakat dan
karakteristik kepribadian. Pilihan
pekerjaan menjadi lebih muda dan biasanya meraka akan lebih luas dengan pilihannya.
Akan tetapi, banyak dewasa awal kekurangan sumber dan system pendukung untuk
memfasilitasi pendidikan lebih lanjut atau pengembangan keahlian yang
diperluhkan untuk berbagai posisi pekerjaan. Akibatnya, beberapa dewasa awal
mempunyai pilihan pekerjaan yang terbatas.
c. Perkembangan
Psikososial
Kesehatan emosional dewasa awal
berhubungan dengan kemampuan individu mengarahkan dan memecahkan tugas pribadi
dan social. Dewasa awal kadang terjebak antara keinginan untuk memperpanjang
masa remaja yang tidak ada tanggung jawab dan memikul tanggung jawab dewasa.
Namun pola tertentu atau kecenderungan relatif dapat diperkirakan. Antara usia
23-28 tahun, arang dewasa memperbaiki perpepsi diri dan kemampuan berhubungan.
Dari usia 29-34 tahun orang dewasa mengarahkan kelebihan energinyaterhadap
pencapaian dan penguasaan dunia sekitarnya. Usia 35-43 tahun adalah waktu ujian
yang besar dari tujuan hidup dan hubungan. Perubahan telah dibuat dalam
kehidupan pribadi, sosial dan pekerjaan. Seringkali stress dalam ujian ini
mengakibatkan “krisi usia baya” ketika
pasangan dalam pernikahan, gaya
hidup dan pekerjaan dapat berubah.
Selama masa dewasa awal, seseorang
biasanya lebih perhatian pada pengejaran pekerjaan dan sosial. Selam periode
ini individu mencoba untuk membuktikan status sosialekonominya. Mobilitas yang
lebih tinggi didapat melalui pilihan karier. Akan tetapi adanya kecenderungan
saat ini terhadap pengecilan perusahaan menyebabkan posisi yang tinggi lebih
sedikit. Kemudian banyak dewasa awal menghadapi peningkatkann stress karena
persaingan yang lebih besar di tempat kerja untuk mencapai dan mempertahankan
status kelas-menengah. Konseling karier dan kepribadian dapat membantu individu
mengidentifikasi pilihan karier dan menentukan tujuan yang realistik.
Faktor etnik dan jender mempunyai
dampak sosiologis dan psikologis dalam kehidupan dewasa dan faktor tersebut dapat
merupakan tantangan yang jelas bagi asuhan keperawatan. Dewasa awal harus membuat keputusan mengenain kerier,
pernikahan dan menjadi orang tua. Meskipun setiap orang membuat keputusan
tersebut berdasarkan faktor individu, perawat harus memahami prinsip umum yang
tercangkup dalam aspek pengembangan psikososial dewasa awal.
J Stres Pekerjaan
Stres pekerjaan
dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu. Kebanyakan dewasa awal
dapat mengatasi krisis dari hari ke hari. Stres situasi pekerjaan situasional
dapat terjadi ketika atasan baru memasuki tempat pekerjaan, tenggat waktu
hampir dekat, atau seorang pekerja diberi tanggung jawab baru atau besar.
Kecenderungan terbaru pada dunia bisnis saat ini dan faktor risiko stres
pekerjaan menurun, yang memicu peningkatan tanggung jawab pegawai dengan
posisinya lebih sedikit dalam struktur perusahaan. Stres pekerjaan juga terjadi
jika seseorang tidak puas pada pekerjaan atau tanggung jawabnya. Karena setiap
individu menerima pekerjaan yang berbeda, maka tiap stresor bervariasi pada
setiap klien. Pengkajian perawat pada dewasa awal harus meliputi deskripsi
pekerjaan yang biasa dilakukan dan pekerjaan saat ini jika berbeda. Pengkajian
pekerjaan juga meliputi kondisi dan jam kerja, durasi bekerja, perubahan pada
kebiasaan tidur atau makan, dan tanda peningkatan iritabilitas dan kegugupan.
J Stres Keluarga
Stresor keluarga
dapat terjadi setiap waktu dalam kehidupan keluarga. Kehidupan keluarga ada
puncaknya, karena setiap orang dalam keluarga bekerja sama, dan sampai pada
lembahnya, ketika setiap orang dalam keluarga memisahkan diri. Stresor situasi terjadi pada peristiwa seperti
pertengkaran, kematian, penyakit, perkawinan dan kehilangan pekerjaan. Ketika
seorang klien mencari perawatan kesehatan dan menunjukkan gejala terkait-stesor,
perawat harus mengkaji terjadinya peristiwa perubahan kehidupan.
Setiap keluarga mempunyai berbagai peranan dan pekerjaan yang dapat
diprediksi untuk anggota keluarganya. Peran ini memungkinkan keluarga berfungsi
dan menjadi bagian efektif dalam masyarakat. Salah satu peran penting adalah
kepala keluarga. Bagi kebanyakan keluarga, salah satu orang tua adalah pemimpin
keluarga atau kedua orang tua berperan coleader. Dalam keluarga orang tua
tunggal, orang tua atau adakalanya seorang anggota keluarga besar menjadi
kepala keluarga. Ketika perubahan akibat dari penyakit, krisis keadaan dapat
terjadi. Perawat harus mengkaji faktor lingkungan dan keluarga termasuk sistem
pendukung, penguasaan mekanisme yang biasa digunakan oleh anggota keluarga.
II. DIAGNOSA DAN
INTERVENSI
Daftar masalah yang dapat digunakan sebagai berikut :
Masalah potensial :
·
Gangguan
proses keluarga
·
Gangguan
penampilan
·
Gangguan
proses berpikir
·
Gangguanpemeliharaan
kesehatan
·
Gangguan
peyalahgunaan zat
·
Gangguan
pola seksual
·
Konflik
peran keluarga
·
Konflik
pengambilan keputusan
·
Ketidakefektifan
koping keluarga
·
Hambatan
interaksi social
·
Ketidakberdayaan
·
Defisit
pengetahuan
·
Defisit perawatan diri
·
Perubahan
kebutuhan nutrisi
Masalah risiko :
·
Risiko
perubahan peran orang tua
·
Risiko
penularan infeksi
·
Risiko
kesepian
·
Risiko
cedera
Masalah potensial :
·
Potensial
berkembangnya koping keluarga
·
Potensial
pemeliharaan kesehatan
Beberapa contoh diagnosa dan
itervensi keperawatan keluarga kepada keluarga yang dapat digunakan sebagai
berikut :
1.
Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan
ketidakadekuatan sumber psikologi untuk beradaptasi terhadap proses
meninggalkan rumah, pilihan karier
Analisa
data :
Data
mayor :
·
pengungkapan
ketidakmampuan untuk mengatasi atau menerima bantuan
·
penggunaan mekanisme
koping yang tidak sesuai
·
ketidakmampuan memenuhi
peran yang diharapkan
Data
minor :
·
rasa khawatir, ansietas
·
melaporkan
tentang kesulitan dengan stress kehidupan
·
ketidaefektifan
partisipasi social
·
ketidakmampuan memenuhi
kebutuhan dasar
·
perubahan pola
komunikasi yang biasa
Intervensi
·
kaji status koping
individu saat ini
ü
kaji
kemampuan untuk menghubungkan fakta-fakta
ü dengarkan
dengan cermat dan amatiwajah, gerak tubuh, kontak mata, intonasi, dan
intensitas suara
·
berikan
dukungan jika individu berbicara
ü tenangkan
bahwa perasaan yang dimulainya memang sulit
ü jika
individu menjadi pesimis, upayakan untuk lebih member harapan pandangan
realistis
·
dorong
untuk melakukan evaluasi diri tentang perilakunya
ü
apa
hal tersebut berguna bagi anda ?
ü bagaimana
hal tersebut dapat membantu ?
·
bantu individu untuk
memecahkan masalah dengan cara yang konstruktif
ü apa
yang menjadi masalah
ü siapa
yang akan bertanggungjawab terhadap masalah tersebut
ü
apa
keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan
·
bicarakan alternative
yang mungin timbul ( misalnya membicarakan dengan orang terdekat )
·
berikan
kesempatan untuk belajar dan menggunakan teknik pelaksanaan stress (
misalnya jogging, yoga )
2. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan
pertambahan anggota keluarga (misalnya pernikahan )
analisa data :
data mayor :
·
tidak
berkomunikasi secara terbuka dan efektif diantara anggota keluarga
data minor :
·
tidak
dapat memenuhi kebutuhan fisik, emosi,dan spiritual
semua anggota keluarga
·
tidak
dapat mengekspresikan atau menerima perasaan secara terbuka
intervensi :
·
bantu keluarga
menghadapi kekhawatirannya terhadap masalah tersebut
·
dorong keluarga untuk
mengungkapkan rasa bersalah, marah, menyalahkan diri, bermusuhan, dan mengenal
lebih lanjut perasaannya dalam anggota keluarga
·
bantukeluarga untuk
mengenal peran dan menentukan prioritas untuk mempertahankan integritas
keluarga dan menurunkan stress
·
bina hubungan saling
percaya antara anggota keluarga
3.
Ketidakfektifan pemeliharan kesehatan
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penyakit
data
mayor
·
melaporkan atau
memperlihatkan gaya
hidup yang tidak sehat (misalnya penggunaan obat-obatan, makan dalam jumlah
yang berlebihan, diet tinggi lemak )
data
minor :
·
melaporkan atau
memperlihatkan
ü system
pernapasan ( sering terinfeksi, batuk kronis, dispnea saat aktivitas )
ü rongga
mulut ( sering sariawan, ompong pada usia dini )
ü
system
pencernaan dan nutrisi ( obesitas, anoreksia, kakeksia, anemia kronis )
ü
system
musculoskeletal ( otot sering tegang, sakit punggung, nyeri leher )
ü
konstitusional
( keletihan kronis, malaise, apatis )
ü
neurosensori
( sakit kepala,adanya kerutan pada wajah )
ü psikoemosional
( emosi rapuh, gangguan perilaky, sering merasa sanga kacau)
intervensi :
·
kaji pengetahuan
tentang pencegahan primer
ü diet
yang sehat ( misalnya, “empat dasar”, rendah lemak dan garam, tinggi
karbohidrat kompleks, asupan vitamin, mineral yang mencukupi, air 2-3 liter
sehari)
ü control
berat badan
ü hindari
penyalahguanaan zat ( misalnya alcohol, obat-obatan, tembakau )
ü hindari
penyakit hubungan seksual
ü hygiene
gigi/mulut ( misalnya setiap hari, dokter gigi)
ü imunisasi
ü pola
olahraga teratur
ü penatalaksanaan
stress
ü bimbingan
gaya hidup (
misalnya seks aman, keluarga berencana, ketermpilan menjadi orangtua, perencana
keuangan )
·
ajarkan pentingnya
pencegahan sekunder
·
tentukan pengetahuan
yang diperluakn untuk mengatasi kondisi penyakit
·
kaji apakah sumber daya
yang dibutuhkan dirtumah tersedia (pemberi asuhan, keuangan, peralatan)
4. konflik
pengambilan keputusan berhubungan dengan pertentangan dalam system pendukung
data
mayor :
·
mengungkapkan
ketidakpastian tentang pilihan-pilihan dan konsekuensi alternative tindakan
yang diinginkan
·
kebimbangan tentang
alternative pilihan
·
menunda pengambilan
keputusan
data
minor
·
mengungkapakan
perasaan disstres saat mengupayakan suatu keputusan
·
berfokus
pada diri sendiri tanda-tanda fisik disstres atau keteganagan (peningkatan
frekuensi jantung dan ketegangan otot, gelisah)saat keputusan menjadi focus
perhatian
·
mempertanyakan
nilai-nilai atau keyakinan pribadi saat mengusahakan suatu pengambilan
keputusan
intervensi :
·
jalin
hubungan saling percaya dan berarti yang meningkatkan saling pengertian dan
perhatian
·
fasilitasi
proses pengambilan keputusan yang logis
ü
bantu
individu mengenlai apa masalahnya dan dengan jelas mengidentifikasi keputusan
yang harus dibuat
ü
galiapa
yang akan timbul bila tidak membuat keputusan
ü
bantu
mengidentifikasi kemungkinann hasil berbgaai alternative
ü bantu
individu untuk menghadapi ketakutan
ü benahi
kesalahan informasi
ü
bantu
dalam mengevaluasi alternative berdasarakan pada ancaman potensial atau actual
terhadap nilai-nilai atau keyakinan
ü
beri
dorongan pada individu untuk membuata keputusan
·
beri
dorongan pada orang terdekat untuk terlibat dalam keseluruhan proses
pengambilan keputusan
·
dengan
aktif yakinkan individu bahwa keputusan sepenuhnya ditangannya dan menjadi
haknya untuk melakukan itu
·
libatkan
seluruh anggota keluarga dalam proses pengambilan keputusan
5. risiko
kesepian berhubungan dengan pelepasan anak (anak telah menikah dan pergi dari
rumah)
data
mayor :
·
pengungkapan rasa
kesepian karena telah melepaskan anak
yang menikah
·
ingin mencari suasana
yang lebih ramai
data
minor :
·
cemas, gelisah
·
sedih
·
sering merenung
intervensi :
·
identifikasi factor
penyebab dan penunjang
·
beri dorongan individu
untuk membicarakan perasaan kesepian
·
tingkatkan interksi
social
ü
kerahkan
system pendukung tetangga dan keluarga individu
ü rujuk
pada penyuluhan keterampilan social
ü
tawarkan
umpan balik tentang bagaimana individu menampilkan diri pada orang lain
·
kurangi hambatan kontak
sosial
ü tentukan
ketersediaan transportasi dalam komunitas ( umum, yang berubngan dengan ibadah
)
ü identifikasi
aktivitas yang membantu mempertahankan individu tetap sibuk, terytama dalam
periode risiko tinggi kesepian
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keluarga akan mengalami
perubahan dan pertumbuhan sepanjang waktu. Setiap tahap perkembangan memiliki
tantangan, kebutuhan, dan sumber masing-masing termasuk tugas yang perlu
diselesaikan sebelum keluarga dapat meningkat ke tahap berikutnya dengan sukses.
Dengan asuhan keperawatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan telah membantu
keluarga dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dengan lancar sesuai
dengan tahap perkembangan keluarga dewasa awal (melepas anak sebagai dewasa)
sehingga dapat menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan
fisik, psikologis, dan sosial anggota keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Linda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC :
Jakarta
Perry and Potter.
2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan I: konsep, proses, dan praktik
Edisi 4 / Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry ; alih bahsa, Yasmin
Asih [et all]; editor edisi bahasa Indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester.
Jakarta : EGC.
Perry and Potter.
2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan II: konsep, proses, dan praktik Edisi 4 / Patricia A.
Potter, Anne Griffin Perry ; alih bahsa, Yasmin Asih [et all]; editor edisi
bahasa Indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda
G. Bare. 2000. Keperawatan Medikal Bedah,
EGC : Jakarta
Suprayitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dan
Praktik. EGC : Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar